Senin, 03 April 2017

Reborn

Alhamdulillah, msaih diberi kesehatan oleh Allah, masih diberi nikmat iman dan islam hingga kini 
masih diberi kesempatan untuk membuka blog lagi malam ini.

Sudah sangat lama sepertinya blog ini saya tinggalkan, ya karena kesibukan kampus mungkin, atau lebih tepatnya karena malas menulis? haha. Ya semoga kemalasan itu akan berhenti sampai disini saja. Insya Allah  diri ini kembali lagi semangat untuk menulis, membagikan sedikit demi sedikit faedah kehidupan yang sederhana ini. semoga bermanfaat untuk kedepannya.

Sudah memasuki bulan April, bulan dimana mahasiswa tingkat akhir seperti saya ini sudah harus benar benar fokus menggarap skripsi hingga tuntas. Sudah bukan saatnya untuk main main lagi, saatnya untuk menggunakan waktu dengan lebih bijak, lebih termanage sehingga bisa menutup akhir
perkuliahan dengan khusnul khotimah. Aamiin

Sekiranya cuma segini dulu, Insya Allah akan ada perombakan dalam blog pribadi ini. Yang dulunya sepi, semoga dalam waktu dekat bisa menulis postingan postingan yang bermanfaat kembali. Doakan ya, hehe

Bismillah..

Selasa, 15 Desember 2015

Upaya Mahasiswa Teknik Kelistrikan dalam Membangun Ketahanan Nasional

            

         Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dari tahun ke tahun selalu memiliki problematika yang beragam. Salah satu problematika yang lawas yang hingga kini masih kondang ialah pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali. Dari data Sensus tahun 2010 lalu, pertumbuhan penduduk di Indonesaia rata-rata mencapai 1,49 persen per tahunnya. Idealnya, pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi. Bahkan di negara maju, pertumbuhan ekonominya lebih tinggi daripada pertumbuhan penduduk.

Pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk suatu negara haruslah sejalan dengan pertumbuhan kebutuhan energi listriknya. Di Indonesia khususnya, berbagai masalah kelistrikan timbul akibat kebutuhan energi listrik yang meningkat lebih pesat dibandingkan kemampuan PLN untuk memenuhi pasokan listrik yang dibutuhkan. Akibatnya, terjadi pemadaman bergilir dimana-mana dan masih terdapat beberapa daerah di Indonesia yang belum mendapatkan kesempatan untuk dialiri listrik.
Tingkat kebutuhan listrik masyarakat Indonesia sangat dibatasi oleh kemampuan PLN dalam membangkitkan energi listrik. Tercatat bahwa kebutuhan listrik perkapita di Indonesia hanya sekitar 0,8 MWh. Konsumsi listrik tersebut merupakan yang terendah dibandingkan negara negara ASEAN lainnya, misalnya Malaysia sudah mencapai 4,4 MWh, Thailand mencapai 2,3 MWh apalagi Singapura yang sekarang mencapai 8,1 MWh per tahunnya. 
Pemerintah sadar bahwa listrik perkapita yang kecil mengakibatkan tingkat produktivitas masyarakat terbatas. Berbagai program penambahan kapasitas listrik sudah mulai dilaksanakan, salah satunya yaitu yang kita kenal dengan proyek 35.000 Mega Watt. Presiden Jokowi menjanjikan proyek yang dimulai pada tahun 2015 ini akan tuntas pada tahun terakhir masa pemerintahannya, yaitu tahun 2019.
Penambahan kapasitas listrik melalui proyek 35.000 Mega Watt ini setidaknya menjadi jawaban yang cukup melegakan masyarakat wilayah Indonesia timur khususnya, yang hingga saat ini, masih banyak wilayah di Indonesia belum teraliri listrik. Selain kurangnya pembangkit yang memadahi, permasalahan lain yang sangat mempengaruhi yaitu subsidi yang terus membengkak. Tingginya harga produksi listrik yang tidak diimbangi dengan harga jual ke konsumen merupakan penyebab utamanya.  Biaya produksi membengkak dikarenakan sebagian besar energi listrik dibangkitkan melalui pembangkit yang rata-rata mengkonsumsi bahan bakar minyak (BBM), dimana dari minggu ke minggu harga minyak per barrel nya semakin mahal mengikuti fluktuasi kurs mata uang.
Rendahnya harga jual listrik ke konsumen hanya dirasakan oleh masyarakat yang berdomisili di pulau jawa saja, sedangkan dampak buruknya justru dirasakan oleh masyarakat luar jawa yang mayoritas menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel yang mengkonsumsi solar sebagai bahan bakar. Bayangkan saja, di pulau rata-rata biaya untuk golongan residensial hanya 610 rupiah per KWh nya, sedngkan di Kalimantan mencapai 3100 rupiah per KWh nya. Di sisi lain, yang lebih memprihatinkan lagi yaitu banyak konsumen yang tidak layak mendapatkan subsidi yang sejatinya mereka mampu membayar lebih mahal. Tidak bisa dipungkiri jika hal ini seakan memunculkan ketidakadilan antara masyarakat luar jawa dengan masyarakat pulau jawa. Namun upaya yang sudah dilakukan pemerintah hingga saat ini cukup realistis dengan hanya membangun PLTD di kebanyakan daerah luar jawa dikarenakan kebutuhan daya di daerah tersebut memang tergolong kecil.
Masalah khas dari sistem ketenagalistrikan adalah tidak adanya penyimpan energi listrik yang handal dan efisien. Akibatnya, energi listrik mau tidak mau harus dibangkitkan pada saat diperlukan. Semua pembangkit, seluruh saluran transmisi dan saluran distribusi harus dibangun dengan kapasitas sama dengan beban maksimum sistem ditambah dengan nilai batas aman tertentu. Padahal, beban maksimum (waktu beban puncak) hanya terjadi selama beberapa jam setiap harinya. Akibatnya, lebih dari setengah pembangkit dan saluran transmisi yang dibangun dengan biaya sangat mahal harus menganggur setiap harinya.
Kompleksitas permasalahan listrik nasional menuntut adanya solusi nyata yang segera didapatkan paling tidak untuk jangka waktu yang pendek. Tidak hanya dari pemerintah saja, mahasiswa sebagai tokoh idealis dalam pembangunan bangsa memiliki hak untuk menawarkan solusi bagi kemajuan bangsa, khususnya mahasiswa program studi kelistrikan. Memang sulit untuk berkontribusi langsung membantu Proyek 35.000 Mega Watt yang dilaksanakan pemerintah, namun sebagai mahasiswa yang memiliki beragam pemikiran dan semangat yang membara tentu memiliki segudang cara untuk berkontribusi dalam kemajuan bangsa.
Upaya yang dapat dilakukan salah satunya ialah membantu gerakan penghematan listrik yang diprakarsai oleh pemerintah. Sebagai mahasiswa kita dapat membuat komunitas ataupun gerakan yang bergerak dalam bidang penghematan energi, seperti di fakultas Teknik UGM contohnya terdapat gerakan #TogetherWeSaveEnergy yang dibawahi oleh lembaga BEM Fakultas Teknik. Banyak hal yang bisa kita lakukan diantaranya ialah mengadakan sosialisasi penghematan energi bagi masyarakat awam yang bertujuan untuk menanamkan kepada mereka tentang urgensi penghematan listrik bagi ketahanan Indonesia kedepannya.
Sebagai mahasiswa tentunya kita bebas berpendapat, bebas mengkritisi keadaan yang sedang dialami oleh negara kita saat ini. Wadah yang tepat untuk mencurahkan hasil pemikiran kita salah satunya ialah melalui diskusi maupun kajian strategis. Jujur menurut saya pribadi, negara kita kurang berpihak pada isu penghematan. Harga listrik yang murah karena subsidi menyebabkan konsumen merasa tidak perlu berhemat. Seharusnya ada regulasi yang mendorong konsumen untuk melakukan penghematan dan yang memaksa hanya peralatan yang hemat energi yang bisa dijual di negara ini.
Pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta BUMN harus bisa menjadi contoh dalam gerakan hemat energi ini. Yang perlu kita benahi bersama ialah meyakinkan pada masyarakat bahwa penghematan bukan untuk mengurangi produktivitas dan kenyamanan. Penghematan bisa dilakukan tanpa biaya. Jika penghematan dilakukan, saya pribadi yakin bahwa negara ini tidak perlu membangun pembangkit dan saluran transmisi baru sebanyak yang direncanakan saat ini.
Saat ini, pemerintah berusaha membangun banyak pembangkit listrik yang sebagian besar menggunakan bahan bakar batu bara. Namun perlu kita ingat bahwa tidak semua daerah mempunyai batu bara. Kebutuhan akan batu bara yang harus didatangkan dari daerah lain atau bahkan dari negara lain. Jika seperti itu nantinya kita akan selalu bergantung pada  kita telah membuat beberapa daerah tidak bisa mandiri energinya.
Seharusnya, setiap daerah di rancang untuk mandiri energi. Setiap daerah harus mempunyai pembangkit yang mampu memenuhi daerahnya sendiri. Disini peran mahasiswa dan aktivis gerakan peduli energi Indonesia sangat besar. Jika pemerintah daerah berani mengambil keputusan untuk memaksimalkan potensi alam di daerah tersebut untuk mendukung program mandiri listrik, tak sedikit pihak yang tertarik untuk mendukung program tersebut salah satunya ialah para mahasiswa teknik kelistrikan. Melalui program Kuliah Kerja Nyata misalnya, kita bisa berkontribusi dengan mengangkat tema energi terbarukan sebagai program utama. Memajukan daerah daerah terpencil dengan mendirikan PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro) untuk melistriki daerah tersebut merupakan salah satu bentuk pengabdian mahasiswa teknik kelistrikan terhadap ketahanan nasional bangsa.
Langkah pertama yang memungkinkan untuk segera dilakukan ialah meyakinkan pemerintah untuk mendorong penggunaan sumber energi yang tersedia lokal di setiap daerah karena setiap daerah mempunyai potensi yang berbeda-beda. Sumber energi dari luar daerah harus bersifat suplemen, bukan utama. Pada saat ini, subsidi sangat besar karena setiap daerah dipaksa menggunakan pembangkit yang bahan bakarnya tidak terdapat di daerah tersebut.
Langkah selanjutnya yaitu mendorong penghematan energi melalui insentif dan peraturan yang lebih nyata. Jadi semacam memberikan reward bagi masyarakat yang telah mendukung penghematan energi listrik. Hal ini juga bisa dimulai dengan penghematan di kantor-kantor pemerintah, BUMN, dan tempat-tempat umum.
Langkah yang terakhir ialah eksekusi program. Pemerintah daerah yang membutuhkan bantuan pihak mahasiswa dapat meminta bantuan kepada lembaga pengabdian masyarakat masing masing universitas baru setelah itu para mahasiswa diterjunkan. Dengan semangat membara dan jiwa pengabdian yang dimiliki seorang mahasiswa, kebutuhan listrik di daerah perlahan akan semakin tercukupi. Dimana ada potensi, akan selalu hasilnya entah itu PLTMH maupun menggunakan tenaga surya.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro - Program KKN Mahsiswa di Sulbar

Yang paling penting agar keseluruhan langkah tersebut dapat terwujud ialah terciptanya sinergi antar pihak. Tanpa kerjasama yang bagus tentunya tidak akan dapat berjalan dengan maksimal. Begitu juga dengan masyarakat sendiri, sangat diperlukan sifat kerjasamanya dan kesadaran masing masing.
Apa yang seharusnya kita lakukan harus sejalan dengan nilai sifat ketahanan nasional yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam landasan asas-asas ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam Buku Pendidikan Kewarganegaraan karangan Drs. S Sumarno, Salah satu sifat ketahanan nasional yaitu mandiri. Ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas dan kepribadian bangsa.








Kamis, 30 Juli 2015

Rumah Sakit Malas

Harus kita akui rasa malas terkadang muncul di dalam diri kita. Malas belajar, malas melakukan sesuatu dan hanya ingin membuang waktu. Itu manusiawi, ketika seseorang melakukan rutinitas yang diulang terus menerus membuat pikiran menjadi jenuh namun kemalasan menjadi penyakit jika dipelihara terus menerus.

Jika kita malas berarti kita kurang menghargai waktu. Sungguh rugi kita bila membiarkan waktu terbuang sia sia. setiap menit yang bisa kita gunakan untuk membaca dan menulis amatlah rugi jika hanya digunakan untuk melamun, tidak produktif bahkan melakukan perbuatan dosa. Jika merasa malas yang terus berkelanjutan, hubungi aja rumah sakit malas.


Apa itu rumah sakit malas? Ini dia videonya semoga membantu :D


Video diambil dari youtube link : https://www.youtube.com/watch?v=lWK-UpIo1t8

Terinspirasi dari novel ranah 3 warna, novel kedua dari trilogi negeri 5 menara

Selasa, 28 Juli 2015

Menebar manfaat bersama 80 kesatria terpilih

#Latepost




Tak terasa semester 4 sudah berlalu, sebentar lagi aku akan naik tingkat menjadi ‘mahasiswa tingkat 3’. Sampai sekarang aku masih belum sebenar-benarnya merasa pantas menjadi seorang mahasiswa. Bayangan mahasiswa ideal seperti kontribusi, pengabdian, islami dan prestatif sama sekali belum tergores di dalam diriku. Hal ini sempat membuatku ragu akankah aku akan menjadi seorang yang sama seperti ketika awal masuk kuliah dulu (yang berarti aku tidak mengalami perubahan alias gagal) atau sebaliknya, aku akan menjadi orang yang lebih baik.



"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain."
( HR. Bukhari )

Bermanfaat bagi orang lain, itulah salah satu tolok ukur seseorang yang dikatakan baik. Setidaknya kini aku mengerti, untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya paling tidak aku harus memberi manfaat kepada orang lain.

Namun aku ragu, apakah yang akan aku berikan? Akankah aku menularkan pengalaman hidupku? Tidak, penglamanku sangatlah minim. Kisah hidupku mungkin jauh dari kata inspiratif jika dibandingkan teman teman kuliahku. Lalu apa lagi yang bisa aku berikan? Prestasi? Hampir tidak ada capaian yang berarti selama aku sekolah. Apa lagi yang bisa aku berikan? Tidak ada? Apakah aku se tidak berguna seperti itu? Apakah masa lalu telak mematikanku untuk menjadi orang bermanfaat? Apakah sudah tidak bisa diubah? Aku tidak tahu.

Rasa itu muncul di awal semester  lalu, rasa ingin memberi, rasa ingin menjadi setitik bagian di kehidupan orang lain. Semakin hari semakin kuat, menggebu-gebu di dalam hati yang diselimuti oleh semangat muda. Namun terkadang teringat bahwa aku tidak punya apa apa yang bisa aku berikan. Ibarat orang miskin yang bertemu dengan nenek tua tunanetra dan tunawisma, apakah yang akan orang miskin berikan? Apakah benar benar tidak bisa sama sekali?

“Insya Allah bisa”

Meskipun aku ‘tidak’ punya apa-apa, aku yakin bisa. Aku yakin pasti pernah ada orang yang melakukannya walaupun aku tak tahu. Meski aku tidak memiliki ‘modal’ masa lalu, aku harus berubah, aku harus menemukan momen bersejarah didalam hidupku, momen dimana aku berubah menjadi seseorang yang lebih baik

“jangan pernah menilai orang dari masa lalunya, karena kita tidak tahu bagaimana masa depannya”

Aku sadar bahwa aku punya msa depan. Masa depanku masih suci, aku masih punya kesempatan untuk berubah. Learn from the past, Life in the present, Believe in future.

Di penghujung semester 4, ada suatu lowongan kepanitiaan PPSMB di kampus. Banyak lowongan sie yang dibuka. Tahun lalu aku sudah ikut kepanitiaan ini dan mengambil sie properti, namun aku merasa bahwa aku perlu mengambil sie yang lebih strategis untuk melaksanakan misi besarku yaitu menebar manfaat kepada orang lain. Dengan tekad dan komitmen menjulang aku mengambil sie kepemanduan.

Kepemanduan – Sie favorit di setiap kepanitaan PPSMB, memiliki kuota paling banyak, paling dekat dengan adik adik mahasiswa baru. Sudah bukan rahasia lagi bahwa orang yang diterima di sie ini merupakan para mahasiswa terbaik di fakultas teknik, orang orang terpilih yang bisa dijadikan tauladan bagi adik adik nantinya. Di dalam hati aku ingin sekali menjadi seorang pemandu, meskipun saat ini aku masih menuju syarat tersebut. Aku daftar dengan memilih sie pemandu di pilihan pertama dan keduaku, aku maksimalkan sesi wawancara dan Alhamdulillah aku diterima. Kini benar benar datang kesempatan besar untuk menebar kebaikan. Aku janji tidak akan menyianyiakan kesempatan ini, aku tidak akan mengecewakan amanah yang telah diberikan padaku


Dua minggu sebelum UAS diadakan gathering seluruh pemandu. Total ada 80 orang pemandu yang diterima. Disana aku bertemu orang orang hebat yang memiliki track record luar biasa inspiratif. Ada perasaan minder waktu pertama bertemu, wajar jika aku merasa bahwa aku paling rendah diantara mereka. Namun aku tak lantas rendah diri, aku yakin aku memiliki kualitas sebagai seorang pemandu, aku yakin koorku percaya padaku dan aku bisa mengemban amanah ini untuk tujuan mulia ‘memberi manfaat kepada orang lain’.

Aku tak menyangka untuk menjadi seorang pemandu yang bisa memimpin adik-adik kelak memerlukan persiapan yang benar benar matang. Berbagai training kepemanduan dan simulasi kepemanduan telah aku ikuti, bahkan setelah lebaran nanti juga masih dilanjutkan.


Semangat Perubahan :D

Minggu, 03 Mei 2015

Tafsir Surat Al Mukminun 1-11

        Selo, begitulah kegiatanku sekarang ini. Bingung ingin melakukan apa, dan akhirnya terbesit ide untuk mengisi blog yang hampir setengah tahun tak terurus. Sebenarnya aku gak jago dalam soal menulis, dan tidak terlalu suka juga hehe. Aku tak suka berdiam diri, melakukan hal yang tidak berguna maupun berkumpul dengan teman, namun terkadang aku ingin menyendiri, melakukan hal untuk diriku sendiri yang pastinya tak boleh ada seseorang yang tahu. Salah satunya ialah menulis.

      Kali ini aku menulis tentang pemahamanku sendiri terhadap tafsir surat Al Mukminun 1-11. Surah Al Mukminun menceritakan tentang orang orang mukmin. Orang muslim berbeda dengan orang mukmin. Orang muslim ialah orang yang sekedar mempercayai ajaran islam, sedangkan orang mukmin meyakini bahwa Allah tempat bergantung, dan nabi Muhammad itu utusanya. Orang mukmin selalu mengikuti dan mengamalkan setiap ajaran Rasul. Berikut penjelasan per ayat : 

1.       Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang beriman.
Orang-orang mukmin ialah orang yang beruntung. Orang yang beruntung ialah orang yang hari esoknya lebih baik dari hari ini Seorang mukmin niscaya akan mendapatkan kenikmatan dari Allah baik di dunia dan akhirat. Orang-orang yang beriman akan mendapat berbagai kemudahan – baik dalam hati, harta benda, maupun kegiatan – dan sarana-sarana terbaik yang Allah siapkan untuk menjalani berbagai lika-liku kehidupan yang akan ia akan hadapi di muka bumi.

2.      “(Yaitu) Orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.”
Shalat merupakan proses komunikasi terbaik antara seseorang hamba dengan sang pencipta. Proses komunikasi tersebut hanya dapat dilakukan jika seseorang melakukan shalat dengan khusyuk. Khusyuk dalam shalat adalah melakukan shalat dengan sempurna, mereka yang melakukan shalat dengan khusyuk ialah mereka yang dapat merasakan nikmatnya shalat, merasa dekat dengan Allah. Khusyuk bersumber dari hati, mereka yang melakukan shalat dengan khusyuk ialah mereka yang melapangkan hatinya untuk tidak memikirkan hal lain selain mencari ridha Allah.

3.      “Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna.”
Orang orang yang menjaukan diri dari perbuatan yang tidak berguna sebenarnyaa adalah orang yang sangat menghargai waktu. Dan orang yang menyianyiakan waktu ialah orang yang merugi. Sesungguhnya waktu yang kita miliki sebenarnya sangat tidak cukup untuk melaksanakan seluruh tanggung jawab yang harusnya kita kerjakan. Mengisi waktu dengan kegiatan yang berguna merupakan sebuah kewajiban bagi seorang mukmin, harus senantiasa dilakukan. Mukmin yang baik ialah orang yang meluangkan sebagian waktunya untuk memberikan kebermanfaatan bagi orang lain.

4.      “Dan orang-orang yang menunaikan zakat.”
Zakat termasuk dalam rukun Islam. Zakat harus kita tunaikan untuk membantu kita menghadap Allah dan menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak berguna. Pun, zakat dapat menjaga kesucian harta benda yang kita miliki menjadi halal dan baik.
Zakat dapat menjadi asuransi sosial bagi seluruh individu dalam jamaah, jaminan sosial bagi para dhuafa dan orang-orang yang lemah. Zakat dapat menjaga umat Islam dari kehancuran dan ketimpangan, terutama perihal ekonomi.

5.      “Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya.”
Manusia diberikan sifat oleh Allah yang namanya nafsu. Orang orang yang menjaga kemaluannya ialah orang orang yang dapat mengontrol nafsunya. Islam ialah agama yang sangat menjunjung tinggi kesucian. Menjaga kemaluan dari syahwat ialah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah. Dengan menjaga kemaluan, menjaga hati dan menjaga diri dari hawa nafsu yang sesat, Insya Allah kita akan terjaga dari hal hal buruk.

6.      “Kecuali terhadap istri-istri mereka, atau budak-budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya dalam hal ini tiada tercela.”
Memenuhi syahwat oleh istri ialah hak bagi suami, begitu pula sebaliknya. Jelas bahwa istri adalah halal bagi suami. Selain istri, budak juga dihalalkan dalam islam. Budak ialah seseorang yang sering diserang maupun disiksa oleh orang orang. Budak pada zaman itu biasanya ialah tawanan perang, banyak dari budak tersebut ialah kaum muslimin yang menjadi tawanan perang orang kafir.

7.      Barang siapa yang mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.”
Manusia diberikan kesempatan untuk memenuhi syahwatnya dengan istri mereka maupun budak-budak wanita yang halal bagi mereka. Namun jika melampaui batas, akan mendapatkan berbagai balasan yang sangat buruk dalam hal agama dan sosial

8.      “Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang dipikulnya) dan janjinya.”
Salah satu ciri orang munafik ialah jika diberi amanah, dia akan berkhianat. Orang orang mukmin haruslah menjauhi sifat khianat. Sebagai orang mukmin harus bisa mengemban amanah yang ia terima. Orang-orang yang beriman akan selalu berusaha menjalankan amanah-amanah yang diberikan kepadanya dengan semaksimal mungkin, dengan upaya terbaik yang mereka bisa usahakan. Sehingga, mereka tidak pernah membiarkan fitrah mereka melenceng dari keistiqamahan mereka. Mereka selalu teguh dalam menjalankan amanah yang diembannya.

9.      Dan orang-orang yang memelihara shalatnya.”
Banyak orang yang mengaku islam namun tidak menunaikan shalat, diantaranya shalat wajib apalagi shalat sunnah. Orang orang mukmin ialah orang yang tidak pernah meninggalkan shalatnya karena alasan apapun. Orang orang beriman tidak meninggalkan shalatnya karena malas atau karena meremehkan keutamaan shalat itu sendiri. Orang orang mukmin selalu menjaga shalatnya, mengerjakan shalat secara bersungguh-sungguh. Mereka menunaikannya tepat waktu, memerhatikan rukun-rukun serta adab-adab shalat yang ada, dengan hal-hal yang wajib dan sunnah secara lengkap.

10.  “Mereka itulah orang-orang yang mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” 11.
Surga Firdaus adalah balasan terbaik yang diberikan Allah kepada orang-orang beriman, golongan mukmin. Bahkan, mereka akan kekal di dalamnya. Surga Firdaus adalah puncak keberuntungan yang Allah berikan untuk golongan mukmin, dan tidak ada target lain yang mungkin – dan bisa – dituju lagi oleh mata dan khayalan orang-orang beriman. 

Sabtu, 10 Januari 2015

Mbah Salinem

Kejadian ini terjadi sekitar satu setengah bulan yang lalu sewaktu lembur mengerjakan tugas tugas kuliah yang begitu tak masuk akal. Waktu itu kira kira pada hari antara rabu malam-kamis pagi saat mengerjakan Tugas Abadi Teknik Instalasi, aku mendengar suara yang asing. Suara tersebut terdengar gendang telingaku mulai jam 12 saat hari berganti. Aku yang sedang asik bermain dengan autocad malam itu mengacuhkan suara asing itu, namun seiring malam tergerus pagi bunyi suara itu membuatku yakin bahwa suara itu berasal dari seseorang yang sudah sepuh.
      Kencangnya rintihan suara tersebut membuatku ingin tahu. Sejenak aku melihat keluar jendela, ternyata transmitter suara tersebut ialah simbah – simbah yang biasanya mengendap di selasar warung sebelah kos, biasanya simbah itu minta minum teh pada ibukos. Berdasarkan tebakanku beliau kira kira sudah berumur 70++  dan tidak punya tempat tinggal, karena ketika kita berpapasan, beliau selalu memakai baju yang sama dengan membawa tongkat kayu yang tingginya separuh tinggi badan beliau. Malam ini beliau berteriak minta tolong, suaranya sangat pelan. Aku acuhkan suara itu mulanya, suara itu semakin mengecil volumenya namun masih tetap terdengar jelas di telingaku.
          Aku tak tega lama lama membiarkan wanita paruh baya tersebut duduk sendirian di depan burjo pertigaan yang gelap. Beliau buta, seluruh rambutnya berwarna putih bahkan rambut alis matanya juga berwarna putih. Beliau tetap belum menyerah meminta tolong kepada siapapun yang lewat meskipun jam telah menunjukkan pukul 01.30 pagi. Aku ingin menolong beliau, tapi aku ragu nanti gimana kalau simbah tersebut memang benar benar tak punya rumah dan meminta dicarikan tempat bermalam, malah jadi pusing sebelum sempat menolongnya, tak mungkin juga beliau bermalam di kamar kosku. Namun sebelum simbah tersebut tambah kedinginan, tanpa pikir panjang kau beranikan diri untuk menemui beliau.
          Aku mendatangi beliau, dan aku bertanya :
“mbah arep teng pundi” tanyaku dengan kosakata bahasa jawa kramaku yang amburadul
“kula badhe wangsul ing ngomah mas” jawabnya
Ternyata dugaanku salah, simbah tersebut punya tempat tinggal. Lalu kenapa beliau bisa ‘terdampar’ di depan burjo di tengah malam sendirian ini? Aku langsung Tanya pada beliau. Beliau tidak terlalu paham dengan pertanyaanku yang memakai bahasa Indonesia.
“lho njengan kok isa teng mriki wengi – wengi mbah”
“kulo badhe teng kamar mandi, ngikuti padhang padhang (lampu) ning malah nyasar nganti mriki mas”
       Aku salut terhadap simbah tersebut karena beliau selalu menjawab pertanyaanku yang notabene menggunakan bahasa campuran dan beliau selalu menjawabnya dengan bahasa jawa krama, bukan seperti yang aku tulis disini.
“Asmane mbah sinten mbah?”
“kulo Salinem”
“oh yuswa ne mbah niku berapa nggih?”
Saat aku Tanya berapa umurnya beliau tidak tahu pasti berapa umurnya dan kapan ia lahir, namun beliau bercerita kepadaku saat perjalanan menuju ke rumahnya. Beliau bercerita dari waktu kecil beliau dibesarkan di daerah pogung ini, dahulu belum ada gang pogung kidul semua masih rata daratan rumput dan hanya beberapa rumah rumah warga. Selain itu wajah wajah pionir belanda juga masih menghiasi daerah ini, beliau juga menceritakan bahwa bangunan yang sekarang bernama RS Sardjito dulunya merupakan markas tentara belanda. Beliau menikah sebelum Indonesia merdeka, jadi bisa ditaksir umur beliau hampir satu abad.
Aku tak tahu rumah beliau yang mana, sewaktu aku tanya yang mana rumah beliau pun beliau juga menjawab dengan ambigu. “gang e memet terus belok sithik” katanya, memet siapa yang dimaksud? Tak lama kemudian datang seseorang dari arah pos kamling yang menunjukkan arahnya, namun tak ikut bersama kami.
Di sisa perjalanan menuju ke rumah simbah aku bertanya lagi “mbah mboten kagungan anak?” beliau membalas bahwa beliau memiliki dua anak, namun sudah meninggal lama sejak tahun 80an. Suami beliau juga sudah meninggal pada dekade yang sama. Beliau sudah hidup sebatangkara kurang lebih hampir tiga dekade. Memprihatinkan sekali kehidupan senja nenek tersebut, beliau hanya mengandalkan belas kasihan dari tetangga sekitar. Kata beliau biasanya ada orang yang memberinya sarapan nasi kuning ataupun bubur hangat, namun tak selalu orang itu hadir biasanya seminggu dua atau tiga kali karena orang tersebut juga sibuk bekerja. Selain dari tetangga sekitar, beliau mendapat suplai uang dari pemerintah, aku lupa pastinya dari Kelurahan atau yang lain namun nominalnya sekitar 600 ribu rupiah per bulan.
Akhirnya sekitar pukul setengah tiga pagi sampai juga dirumahnya, aku buka pintu rumahnya. Sangat senang sekali dapat mengantar nenek ini pulang. Tak lama lama aku disana karena esok pagi aku ada jadwal kuliah, aku langsung berpamitan sesaat setelah beliau masuk rumah.
Banyak manfaat yang kudapat dari hal hal yang tak terduga ini. Tak disangka malam ini bisa melakukan hal yang belum pernah aku lakukan dibanding melakukan rutinitas membosankan pada malam malam sebelumnya. Meski tergolong hal kecil namun aku senang sekali mendapat pengalaman berharga, bahwa kita tidak boleh melewatkan ‘event’ kebaikan apapun bentuknya. Kita sebagai makhluk sosial pasti mengerti bahwa menolong sesama ialah kewajiban kita, khususnya kita anak anak muda. Semoga kedepan aku berharap dapat memberi manfaat kepada orang lain, mulai dari hal kecil nan sepele. Dan yang terakhir semoga saya juga dapat mengantarkan calon istri ke rumahnya ~

Sabtu, 25 Oktober 2014

Satu tahun diriku

Tak terasa waktu berjalan begitu cepat bagiku, rasanya aku baru saja lulus SMA beberapa bulan yang lalu. Tak terasa aku sudah memiliki adik angkatan baru, namun rasanya baru saja aku selesai mengikuti ospek. Tak terasa aku sudah mendapatkan indeks prestasiku yang kedua, rasanya kemarin aku masih berlatih menyesuaikan diri dengan kehidupan kuliah. Dan tak terasa sudah satu tahun aku meninggalkan rumah, meninggalkan Kota Semarang tercinta dan tentunya kedua orangtua tersayang, namun rasanya baru kemarin aku diantarkan ke Kota perantauanku ini.

Waktu berjalan begitu cepat, sekarang aku sedang memasuki tahun keduaku hidup di Yogyakarta. Tak terasa memang, dulu aku tak begitu betah dengan suasana kosan yang menurutku membosankan, sulit untuk mendapatkan sinyal dan sulit sekali untuk berhubungan lewat jejaring sosial. Setahun yang lalu aku mulai kehidupan baruku, ditempat yang benar benar baru, berkenalan dengan teman teman baru dari berbagai daerah. Mengherankan menurutku saat melihat teman – teman lainnya,  aku sedikit banyak selalu memperhatikan detil detil kecil orang berpakaian, mulai dari sepatu celana baju hingga gaya rambut mereka. Saat aku SMA rata rata gaya pakaian teman temanku sedikit banyak sama, yang cowok memakai baju agak jangkis dan juga celana gaul pensil, sedangkan yang cewek lebih parah lagi. Sering aku amati terutama cewek cewek yang tak berkerudung menggunakan baju yang sangat ketat bahkan ada yang bajunya kelihatan tipis sekali hampir transparan. Berbeda dengan teman teman sejurusanku, yang cowok memakai celana bahan yang klowor dan yang cewek tentunya gak kayak cewek SMA dulu lah. Mayoritas mereka menurutku ialah orang orang yang lugu. Meskipun beberapa ada yang terlihat nyleneh tapi pemikiran mereka benar benar berbeda dari penampilannya. Memang benar, waktu itu aku menyadari bahwa aku berada di universitas terbaik, mayoritas temanku ialah terbaik dari daerahnya masing masing.

                Aku ingat sekali setahun yang lalu aku masih terbawa atmosfer SMA dan euforia anak sekolah. Teringat awal awal memasuki masa kuliah, kebiasaan masa SMA masih melekat, hingga berimbas pada nilai UTS semester 1 ku yang benar benar hancur hahaha…. Nah baru setelah UTS ini kehidupan baruku sebagai mahasiswa benar benar dimulai. Aku mulai bisa mengatur waktu belajar, berorganisasi, dan juga bermain. Aku sedikit sedikit mulai bisa mengimbangi teman teman sejurusanku, yang notabene mereka semua memiliki latar belakang yang luar biasa dalam bidang fisika, robotic maupun programming dan pastinya kemampuan berfikir otak mereka seperti makhluk dari planet lain. Ada yang saat kuliah kerjaanya ketawa dan keliatannya ga terlalu serius eh tapi waktu nilai keluar tau tau dia dapet A. Ada yang ikut banyak banget organisasi, aktif dan eksis dimana mana dan nilainya juga bagus. Emang di UGM ini gak ada orang yang boleh diremehin, gak bisa di judge lewat kebiasaan maupun penampilannya saja, semuanya memiliki kehebatan yang tak terduga, memang benar kompetitif banget teknik elektro UGM ini.

                Tak terasa memang aku sudah menjalani setahun kehidupan yang mengasyikan bersama teman teman kuliah. Jujur semenjak kuliah banyak yang berubah dalam diriku. Kesamaan visi dan cita cita serta lingkungan yang produktif membuatku berubah ke jalan yang lebih baik. Aku mulai menjadi pribadi yang mudah bergaul. Dulu waktu sekolah soalnya aku agak pemalu, meskipun sekarang masih sisa sisa pemalu masih ada. Aku mulai berani dalam berpendapat, meskipun masih tertatih dalam mengutarakan dan lola dalam berfikir. Satu hal penting yang lingkungan ajarkan kepadaku ialah perbedaan. Berbeda waktu saat masih SMA dimana teman temanku memiliki dukungan dana dari orangtua mereka yang relatif mampu. Setidaknya banyak teman temanku saat ini yang lebih beruntung dari aku, namun jauh lebih banyak yang kurang beruntung daripadaku. Aku merasa beruntung sekali masih memiliki kedua orangtua yang sehat, kehidupan yang lebih dari cukup, fasilitas pendukung yang komplit. Berbeda dengan beberapa temanku yang berjuang menyeimbangkan neraca pengeluaran dan pemasukan. Terkadang hal tersebut selalu membuatku sadar bahwa masih ada orang yang membutuhkan bantuan kita, mereka juga sama sepertiku, masih menempuh kuliah dan seumuran. Satu hal yang sangat aku kagumi dari mereka ialah semangat yang tak pernah habis, tak pernah menyerah dengan kehidupan. Aku banyak belajar dari mereka tentang bagaimana memiliki mental baja, bagaimana memanfaatkan uang dengan bijak (hal paling sulit aku lakukan semenjak SMA).

                Waktu benar benar berjalan cepat, meninggalkan siapa saja yang tak dapat berlari, membunuh siapa saja yang putus asa. Banyak pengalaman yang aku dapatkan selama setahun kebelakang, yang membuat diriku menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Banyak orang yang dapat dijadikan inspirasi, tidak selalu orang yang baru mendapatkan medali saja yang dapat dijadikan inspirasi, tetapi orang orang sederhana yang melakukan hal hal luar biasa jauh dari kesederhanaannya. Orang orang seperti itu dapat dijadikan inspirasi kita agar selalu ingat bahwa kita bukanlah apa apa, kita tak boleh menyerah pada keadaan, kita harus terus berjuang dalam keadaan apapun yang kita hadapi. Di tahun keduaku ini aku harap aku akan lebih maksimal dalam berkonstribusi bagi orang lain, melupakan kegagalan, berifikir positif dan tentunya menuliskan banyak hal hal baru pada teman teman pembaca :D


Beberapa hari lagi aku akan meempuh UTS ketigaku a.k.a UTS di tahun keduaku. Dengan pengalaman yang aku dapat setahun lalu, aku tak ingin mengulangi kegagalanku seperti waktu UTS pertama. Doakan yaa..