Alhamdulillah, msaih diberi kesehatan oleh Allah, masih diberi nikmat iman dan islam hingga kini
masih diberi kesempatan untuk membuka blog lagi malam ini.
Sudah sangat lama sepertinya blog ini saya tinggalkan, ya karena kesibukan kampus mungkin, atau lebih tepatnya karena malas menulis? haha. Ya semoga kemalasan itu akan berhenti sampai disini saja. Insya Allah diri ini kembali lagi semangat untuk menulis, membagikan sedikit demi sedikit faedah kehidupan yang sederhana ini. semoga bermanfaat untuk kedepannya.
Sudah memasuki bulan April, bulan dimana mahasiswa tingkat akhir seperti saya ini sudah harus benar benar fokus menggarap skripsi hingga tuntas. Sudah bukan saatnya untuk main main lagi, saatnya untuk menggunakan waktu dengan lebih bijak, lebih termanage sehingga bisa menutup akhir
perkuliahan dengan khusnul khotimah. Aamiin
Sekiranya cuma segini dulu, Insya Allah akan ada perombakan dalam blog pribadi ini. Yang dulunya sepi, semoga dalam waktu dekat bisa menulis postingan postingan yang bermanfaat kembali. Doakan ya, hehe
Bismillah..
Senin, 03 April 2017
Selasa, 15 Desember 2015
Upaya Mahasiswa Teknik Kelistrikan dalam Membangun Ketahanan Nasional
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang dari tahun ke tahun selalu memiliki problematika yang beragam. Salah satu problematika yang lawas yang hingga kini masih kondang ialah pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali. Dari data Sensus tahun 2010 lalu, pertumbuhan penduduk di Indonesaia rata-rata mencapai 1,49 persen per tahunnya. Idealnya, pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi. Bahkan di negara maju, pertumbuhan ekonominya lebih tinggi daripada pertumbuhan penduduk.
Pertumbuhan
ekonomi dan jumlah penduduk suatu negara haruslah sejalan dengan pertumbuhan
kebutuhan energi listriknya. Di Indonesia khususnya, berbagai masalah
kelistrikan timbul akibat kebutuhan energi listrik yang meningkat lebih pesat
dibandingkan kemampuan PLN untuk memenuhi pasokan listrik yang dibutuhkan.
Akibatnya, terjadi pemadaman bergilir dimana-mana dan masih terdapat beberapa
daerah di Indonesia yang belum mendapatkan kesempatan untuk dialiri listrik.
Tingkat
kebutuhan listrik masyarakat Indonesia sangat dibatasi oleh kemampuan PLN dalam
membangkitkan energi listrik. Tercatat bahwa kebutuhan listrik perkapita di
Indonesia hanya sekitar 0,8 MWh. Konsumsi listrik tersebut merupakan yang
terendah dibandingkan negara negara ASEAN lainnya, misalnya Malaysia sudah
mencapai 4,4 MWh, Thailand mencapai 2,3 MWh apalagi Singapura yang sekarang
mencapai 8,1 MWh per tahunnya.
Pemerintah
sadar bahwa listrik perkapita yang kecil mengakibatkan tingkat produktivitas
masyarakat terbatas. Berbagai program penambahan kapasitas listrik sudah mulai
dilaksanakan, salah satunya yaitu yang kita kenal dengan proyek 35.000 Mega
Watt. Presiden Jokowi menjanjikan proyek yang dimulai pada tahun 2015 ini akan tuntas
pada tahun terakhir masa pemerintahannya, yaitu tahun 2019.
Penambahan
kapasitas listrik melalui proyek 35.000 Mega Watt ini setidaknya menjadi
jawaban yang cukup melegakan masyarakat wilayah Indonesia timur khususnya, yang
hingga saat ini, masih banyak wilayah di Indonesia belum teraliri listrik.
Selain kurangnya pembangkit yang memadahi, permasalahan lain yang sangat
mempengaruhi yaitu subsidi yang terus membengkak. Tingginya harga produksi
listrik yang tidak diimbangi dengan harga jual ke konsumen merupakan penyebab
utamanya. Biaya produksi membengkak
dikarenakan sebagian besar energi listrik dibangkitkan melalui pembangkit yang
rata-rata mengkonsumsi bahan bakar minyak (BBM), dimana dari minggu ke minggu
harga minyak per barrel nya semakin mahal mengikuti fluktuasi kurs mata uang.
Rendahnya
harga jual listrik ke konsumen hanya dirasakan oleh masyarakat yang berdomisili
di pulau jawa saja, sedangkan dampak buruknya justru dirasakan oleh masyarakat
luar jawa yang mayoritas menggunakan pembangkit listrik tenaga diesel yang
mengkonsumsi solar sebagai bahan bakar. Bayangkan saja, di pulau rata-rata
biaya untuk golongan residensial hanya 610 rupiah per KWh nya, sedngkan di
Kalimantan mencapai 3100 rupiah per KWh nya. Di sisi lain, yang lebih
memprihatinkan lagi yaitu banyak konsumen yang tidak layak mendapatkan subsidi
yang sejatinya mereka mampu membayar lebih mahal. Tidak bisa dipungkiri jika hal
ini seakan memunculkan ketidakadilan antara masyarakat luar jawa dengan
masyarakat pulau jawa. Namun upaya yang sudah dilakukan pemerintah hingga saat
ini cukup realistis dengan hanya membangun PLTD di kebanyakan daerah luar jawa
dikarenakan kebutuhan daya di daerah tersebut memang tergolong kecil.
Masalah
khas dari sistem ketenagalistrikan adalah tidak adanya penyimpan energi listrik
yang handal dan efisien. Akibatnya, energi listrik mau tidak mau harus
dibangkitkan pada saat diperlukan. Semua pembangkit, seluruh saluran transmisi
dan saluran distribusi harus dibangun dengan kapasitas sama dengan beban
maksimum sistem ditambah dengan nilai batas aman tertentu. Padahal, beban
maksimum (waktu beban puncak) hanya terjadi selama beberapa jam setiap harinya.
Akibatnya, lebih dari setengah pembangkit dan saluran transmisi yang dibangun
dengan biaya sangat mahal harus menganggur setiap harinya.
Kompleksitas
permasalahan listrik nasional menuntut adanya solusi nyata yang segera
didapatkan paling tidak untuk jangka waktu yang pendek. Tidak hanya dari
pemerintah saja, mahasiswa sebagai tokoh idealis dalam pembangunan bangsa memiliki
hak untuk menawarkan solusi bagi kemajuan bangsa, khususnya mahasiswa program
studi kelistrikan. Memang sulit untuk berkontribusi langsung membantu Proyek
35.000 Mega Watt yang dilaksanakan pemerintah, namun sebagai mahasiswa yang memiliki
beragam pemikiran dan semangat yang membara tentu memiliki segudang cara untuk
berkontribusi dalam kemajuan bangsa.
Upaya
yang dapat dilakukan salah satunya ialah membantu gerakan penghematan listrik
yang diprakarsai oleh pemerintah. Sebagai mahasiswa kita dapat membuat
komunitas ataupun gerakan yang bergerak dalam bidang penghematan energi,
seperti di fakultas Teknik UGM contohnya terdapat gerakan #TogetherWeSaveEnergy
yang dibawahi oleh lembaga BEM Fakultas Teknik. Banyak hal yang bisa kita lakukan
diantaranya ialah mengadakan sosialisasi penghematan energi bagi masyarakat
awam yang bertujuan untuk menanamkan kepada mereka tentang urgensi penghematan
listrik bagi ketahanan Indonesia kedepannya.
Sebagai
mahasiswa tentunya kita bebas berpendapat, bebas mengkritisi keadaan yang
sedang dialami oleh negara kita saat ini. Wadah yang tepat untuk mencurahkan
hasil pemikiran kita salah satunya ialah melalui diskusi maupun kajian
strategis. Jujur menurut saya pribadi, negara kita kurang berpihak pada isu
penghematan. Harga listrik yang murah karena subsidi menyebabkan konsumen
merasa tidak perlu berhemat. Seharusnya ada regulasi yang mendorong konsumen
untuk melakukan penghematan dan yang memaksa hanya peralatan yang hemat energi
yang bisa dijual di negara ini.
Pemerintah
pusat dan pemerintah daerah serta BUMN harus bisa menjadi contoh dalam gerakan
hemat energi ini. Yang perlu kita benahi bersama ialah meyakinkan pada
masyarakat bahwa penghematan bukan untuk mengurangi produktivitas dan
kenyamanan. Penghematan bisa dilakukan tanpa biaya. Jika penghematan dilakukan,
saya pribadi yakin bahwa negara ini tidak perlu membangun pembangkit dan
saluran transmisi baru sebanyak yang direncanakan saat ini.
Saat
ini, pemerintah berusaha membangun banyak pembangkit listrik yang sebagian
besar menggunakan bahan bakar batu bara. Namun perlu kita ingat bahwa tidak
semua daerah mempunyai batu bara. Kebutuhan akan batu bara yang harus
didatangkan dari daerah lain atau bahkan dari negara lain. Jika seperti itu
nantinya kita akan selalu bergantung pada kita telah membuat beberapa daerah tidak bisa
mandiri energinya.
Seharusnya,
setiap daerah di rancang untuk mandiri energi. Setiap daerah harus mempunyai
pembangkit yang mampu memenuhi daerahnya sendiri. Disini peran mahasiswa dan aktivis
gerakan peduli energi Indonesia sangat besar. Jika pemerintah daerah berani
mengambil keputusan untuk memaksimalkan potensi alam di daerah tersebut untuk
mendukung program mandiri listrik, tak sedikit pihak yang tertarik untuk
mendukung program tersebut salah satunya ialah para mahasiswa teknik
kelistrikan. Melalui program Kuliah Kerja Nyata misalnya, kita bisa
berkontribusi dengan mengangkat tema energi terbarukan sebagai program utama.
Memajukan daerah daerah terpencil dengan mendirikan PLTMH (Pembangkit Listrik
Tenaga Mikro Hidro) untuk melistriki daerah tersebut merupakan salah satu
bentuk pengabdian mahasiswa teknik kelistrikan terhadap ketahanan nasional
bangsa.
Langkah
pertama yang memungkinkan untuk segera dilakukan ialah meyakinkan pemerintah
untuk mendorong penggunaan sumber energi yang tersedia lokal di setiap daerah
karena setiap daerah mempunyai potensi yang berbeda-beda. Sumber energi dari
luar daerah harus bersifat suplemen, bukan utama. Pada saat ini, subsidi sangat
besar karena setiap daerah dipaksa menggunakan pembangkit yang bahan bakarnya
tidak terdapat di daerah tersebut.
Langkah
selanjutnya yaitu mendorong penghematan energi melalui insentif dan peraturan
yang lebih nyata. Jadi semacam memberikan reward bagi masyarakat yang telah
mendukung penghematan energi listrik. Hal ini juga bisa dimulai dengan
penghematan di kantor-kantor pemerintah, BUMN, dan tempat-tempat umum.
Langkah
yang terakhir ialah eksekusi program. Pemerintah daerah yang membutuhkan
bantuan pihak mahasiswa dapat meminta bantuan kepada lembaga pengabdian
masyarakat masing masing universitas baru setelah itu para mahasiswa
diterjunkan. Dengan semangat membara dan jiwa pengabdian yang dimiliki seorang
mahasiswa, kebutuhan listrik di daerah perlahan akan semakin tercukupi. Dimana
ada potensi, akan selalu hasilnya entah itu PLTMH maupun menggunakan tenaga
surya.
Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro - Program KKN Mahsiswa di Sulbar |
Yang
paling penting agar keseluruhan langkah tersebut dapat terwujud ialah
terciptanya sinergi antar pihak. Tanpa kerjasama yang bagus tentunya tidak akan
dapat berjalan dengan maksimal. Begitu juga dengan masyarakat sendiri, sangat
diperlukan sifat kerjasamanya dan kesadaran masing masing.
Apa
yang seharusnya kita lakukan harus sejalan dengan nilai sifat ketahanan
nasional yang terbentuk dari nilai-nilai yang terkandung dalam landasan
asas-asas ketahanan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dalam Buku
Pendidikan Kewarganegaraan karangan Drs. S Sumarno, Salah satu sifat ketahanan
nasional yaitu mandiri. Ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan
kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung prinsip tidak
mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas dan kepribadian
bangsa.
Kamis, 30 Juli 2015
Rumah Sakit Malas
Harus kita
akui rasa malas terkadang muncul di dalam diri kita. Malas belajar, malas melakukan
sesuatu dan hanya ingin membuang waktu. Itu manusiawi, ketika seseorang
melakukan rutinitas yang diulang terus menerus membuat pikiran menjadi jenuh
namun kemalasan menjadi penyakit jika dipelihara terus menerus.
Jika kita
malas berarti kita kurang menghargai waktu. Sungguh rugi kita bila membiarkan
waktu terbuang sia sia. setiap menit yang bisa kita gunakan untuk membaca dan
menulis amatlah rugi jika hanya digunakan untuk melamun, tidak produktif bahkan
melakukan perbuatan dosa. Jika merasa malas yang terus berkelanjutan, hubungi
aja rumah sakit malas.
Apa itu
rumah sakit malas? Ini dia videonya semoga membantu :D
Video diambil dari youtube link : https://www.youtube.com/watch?v=lWK-UpIo1t8
Terinspirasi dari novel ranah 3 warna, novel kedua dari trilogi negeri 5 menara
Selasa, 28 Juli 2015
Menebar manfaat bersama 80 kesatria terpilih
#Latepost
Tak terasa semester 4 sudah berlalu, sebentar lagi aku akan naik tingkat menjadi ‘mahasiswa tingkat 3’. Sampai sekarang aku masih belum sebenar-benarnya merasa pantas menjadi seorang mahasiswa. Bayangan mahasiswa ideal seperti kontribusi, pengabdian, islami dan prestatif sama sekali belum tergores di dalam diriku. Hal ini sempat membuatku ragu akankah aku akan menjadi seorang yang sama seperti ketika awal masuk kuliah dulu (yang berarti aku tidak mengalami perubahan alias gagal) atau sebaliknya, aku akan menjadi orang yang lebih baik.
"Sebaik-baik
manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang lain."
( HR. Bukhari )
Bermanfaat
bagi orang lain, itulah salah satu tolok ukur seseorang yang dikatakan baik.
Setidaknya kini aku mengerti, untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya paling
tidak aku harus memberi manfaat kepada orang lain.
Namun aku ragu, apakah yang akan aku berikan?
Akankah aku menularkan pengalaman hidupku? Tidak, penglamanku sangatlah minim.
Kisah hidupku mungkin jauh dari kata inspiratif jika dibandingkan teman teman
kuliahku. Lalu apa lagi yang bisa aku berikan? Prestasi? Hampir tidak ada
capaian yang berarti selama aku sekolah. Apa lagi yang bisa aku berikan? Tidak
ada? Apakah aku se tidak berguna seperti itu? Apakah masa lalu telak
mematikanku untuk menjadi orang bermanfaat? Apakah sudah tidak bisa diubah? Aku
tidak tahu.
Rasa itu
muncul di awal semester lalu, rasa ingin
memberi, rasa ingin menjadi setitik bagian di kehidupan orang lain. Semakin
hari semakin kuat, menggebu-gebu di dalam hati yang diselimuti oleh semangat
muda. Namun terkadang teringat bahwa aku tidak punya apa apa yang bisa aku
berikan. Ibarat orang miskin yang bertemu dengan nenek tua tunanetra dan
tunawisma, apakah yang akan orang miskin berikan? Apakah benar benar tidak bisa
sama sekali?
“Insya
Allah bisa”
Meskipun
aku ‘tidak’ punya apa-apa, aku yakin bisa. Aku yakin pasti pernah ada orang
yang melakukannya walaupun aku tak tahu. Meski aku tidak memiliki ‘modal’ masa
lalu, aku harus berubah, aku harus menemukan momen bersejarah didalam hidupku,
momen dimana aku berubah menjadi seseorang yang lebih baik
“jangan
pernah menilai orang dari masa lalunya, karena kita tidak tahu bagaimana masa
depannya”
Aku sadar
bahwa aku punya msa depan. Masa depanku masih suci, aku masih punya kesempatan
untuk berubah. Learn from the past, Life
in the present, Believe in future.
Di
penghujung semester 4, ada suatu lowongan kepanitiaan PPSMB di kampus. Banyak
lowongan sie yang dibuka. Tahun lalu aku sudah ikut kepanitiaan ini dan
mengambil sie properti, namun aku merasa bahwa aku perlu mengambil sie yang
lebih strategis untuk melaksanakan misi besarku yaitu menebar manfaat kepada
orang lain. Dengan tekad dan komitmen menjulang aku mengambil sie kepemanduan.
Kepemanduan
– Sie favorit di setiap kepanitaan PPSMB, memiliki kuota paling banyak, paling
dekat dengan adik adik mahasiswa baru. Sudah bukan rahasia lagi bahwa orang
yang diterima di sie ini merupakan para mahasiswa terbaik di fakultas teknik,
orang orang terpilih yang bisa dijadikan tauladan bagi adik adik nantinya. Di
dalam hati aku ingin sekali menjadi seorang pemandu, meskipun saat ini aku
masih menuju syarat tersebut. Aku daftar dengan memilih sie pemandu di pilihan
pertama dan keduaku, aku maksimalkan sesi wawancara dan Alhamdulillah aku
diterima. Kini benar benar datang kesempatan besar untuk menebar kebaikan. Aku
janji tidak akan menyianyiakan kesempatan ini, aku tidak akan mengecewakan amanah
yang telah diberikan padaku
Dua minggu
sebelum UAS diadakan gathering seluruh pemandu. Total ada 80 orang pemandu yang
diterima. Disana aku bertemu orang orang hebat yang memiliki track record luar
biasa inspiratif. Ada perasaan minder waktu pertama bertemu, wajar jika aku
merasa bahwa aku paling rendah diantara mereka. Namun aku tak lantas rendah
diri, aku yakin aku memiliki kualitas sebagai seorang pemandu, aku yakin koorku
percaya padaku dan aku bisa mengemban amanah ini untuk tujuan mulia ‘memberi
manfaat kepada orang lain’.
Aku tak
menyangka untuk menjadi seorang pemandu yang bisa memimpin adik-adik kelak
memerlukan persiapan yang benar benar matang. Berbagai training kepemanduan dan
simulasi kepemanduan telah aku ikuti, bahkan setelah lebaran nanti juga masih
dilanjutkan.
Semangat
Perubahan :D
Minggu, 03 Mei 2015
Tafsir Surat Al Mukminun 1-11
Selo, begitulah kegiatanku sekarang ini. Bingung ingin melakukan apa, dan akhirnya terbesit ide untuk mengisi blog yang hampir setengah tahun tak terurus. Sebenarnya aku gak jago dalam soal menulis, dan tidak terlalu suka juga hehe. Aku tak suka berdiam diri, melakukan hal yang tidak berguna maupun berkumpul dengan teman, namun terkadang aku ingin menyendiri, melakukan hal untuk diriku sendiri yang pastinya tak boleh ada seseorang yang tahu. Salah satunya ialah menulis.
Kali ini aku menulis tentang pemahamanku sendiri terhadap tafsir surat Al Mukminun 1-11. Surah Al Mukminun menceritakan tentang orang orang mukmin. Orang muslim berbeda dengan orang mukmin. Orang muslim ialah orang yang sekedar mempercayai ajaran islam, sedangkan orang mukmin meyakini bahwa Allah tempat bergantung, dan nabi Muhammad itu utusanya. Orang mukmin selalu mengikuti dan mengamalkan setiap ajaran Rasul. Berikut penjelasan per ayat :
1. “Sesungguhnya, beruntunglah orang-orang yang beriman.”
Orang-orang mukmin ialah orang yang beruntung. Orang
yang beruntung ialah orang yang hari esoknya lebih baik dari hari ini Seorang
mukmin niscaya akan mendapatkan kenikmatan dari Allah baik di dunia dan
akhirat. Orang-orang yang beriman akan mendapat berbagai kemudahan – baik dalam
hati, harta benda, maupun kegiatan – dan sarana-sarana terbaik yang Allah
siapkan untuk menjalani berbagai lika-liku kehidupan yang akan ia akan hadapi
di muka bumi.
2.
“(Yaitu) Orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.”
Shalat merupakan proses komunikasi terbaik antara
seseorang hamba dengan sang pencipta. Proses komunikasi tersebut hanya dapat
dilakukan jika seseorang melakukan shalat dengan khusyuk. Khusyuk dalam shalat
adalah melakukan shalat dengan sempurna, mereka yang melakukan shalat dengan
khusyuk ialah mereka yang dapat merasakan nikmatnya shalat, merasa dekat dengan
Allah. Khusyuk bersumber dari hati, mereka yang melakukan shalat dengan khusyuk
ialah mereka yang melapangkan hatinya untuk tidak memikirkan hal lain selain
mencari ridha Allah.
3.
“Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan
dan perkataan) yang tidak berguna.”
Orang orang yang menjaukan diri dari perbuatan yang
tidak berguna sebenarnyaa adalah orang yang sangat menghargai waktu. Dan orang
yang menyianyiakan waktu ialah orang yang merugi. Sesungguhnya waktu yang kita
miliki sebenarnya sangat tidak cukup untuk melaksanakan seluruh tanggung jawab
yang harusnya kita kerjakan. Mengisi waktu dengan kegiatan yang berguna
merupakan sebuah kewajiban bagi seorang mukmin, harus senantiasa dilakukan.
Mukmin yang baik ialah orang yang meluangkan sebagian waktunya untuk memberikan
kebermanfaatan bagi orang lain.
4.
“Dan orang-orang yang menunaikan zakat.”
Zakat termasuk dalam rukun Islam. Zakat harus kita
tunaikan untuk membantu kita menghadap Allah dan menjauhkan diri dari perbuatan
yang tidak berguna. Pun, zakat dapat menjaga kesucian harta benda yang kita
miliki menjadi halal dan baik.
Zakat dapat menjadi asuransi sosial bagi seluruh
individu dalam jamaah, jaminan sosial bagi para dhuafa dan orang-orang yang
lemah. Zakat dapat menjaga umat Islam dari kehancuran dan ketimpangan, terutama
perihal ekonomi.
5.
“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya.”
Manusia diberikan sifat oleh Allah yang namanya nafsu.
Orang orang yang menjaga kemaluannya ialah orang orang yang dapat mengontrol
nafsunya. Islam ialah agama yang sangat menjunjung tinggi kesucian. Menjaga
kemaluan dari syahwat ialah kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah. Dengan
menjaga kemaluan, menjaga hati dan menjaga diri dari hawa nafsu yang sesat,
Insya Allah kita akan terjaga dari hal hal buruk.
6.
“Kecuali terhadap istri-istri mereka, atau budak-budak
yang mereka miliki; maka sesungguhnya dalam hal ini tiada tercela.”
Memenuhi syahwat oleh istri ialah hak bagi suami,
begitu pula sebaliknya. Jelas bahwa istri adalah halal bagi suami. Selain
istri, budak juga dihalalkan dalam islam. Budak ialah seseorang yang sering
diserang maupun disiksa oleh orang orang. Budak pada zaman itu biasanya ialah
tawanan perang, banyak dari budak tersebut ialah kaum muslimin yang menjadi
tawanan perang orang kafir.
7.
“Barang siapa yang
mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.”
Manusia diberikan kesempatan untuk memenuhi syahwatnya
dengan istri mereka maupun budak-budak wanita yang halal bagi mereka. Namun
jika melampaui batas, akan mendapatkan berbagai balasan yang sangat buruk dalam
hal agama dan sosial
8.
“Dan orang-orang yang memelihara amanah-amanah (yang
dipikulnya) dan janjinya.”
Salah satu ciri orang munafik ialah jika diberi
amanah, dia akan berkhianat. Orang orang mukmin haruslah menjauhi sifat khianat.
Sebagai orang mukmin harus bisa mengemban amanah yang ia terima. Orang-orang
yang beriman akan selalu berusaha menjalankan amanah-amanah yang diberikan
kepadanya dengan semaksimal mungkin, dengan upaya terbaik yang mereka bisa
usahakan. Sehingga, mereka tidak pernah membiarkan fitrah mereka melenceng dari
keistiqamahan mereka. Mereka selalu teguh dalam menjalankan amanah yang
diembannya.
9.
“Dan orang-orang
yang memelihara shalatnya.”
Banyak orang yang mengaku islam namun tidak menunaikan
shalat, diantaranya shalat wajib apalagi shalat sunnah. Orang orang mukmin
ialah orang yang tidak pernah meninggalkan shalatnya karena alasan apapun.
Orang orang beriman tidak meninggalkan shalatnya karena malas atau karena
meremehkan keutamaan shalat itu sendiri. Orang orang mukmin selalu menjaga
shalatnya, mengerjakan shalat secara bersungguh-sungguh. Mereka menunaikannya
tepat waktu, memerhatikan rukun-rukun serta adab-adab shalat yang ada, dengan
hal-hal yang wajib dan sunnah secara lengkap.
10. “Mereka itulah
orang-orang yang mewarisi, (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka
kekal di dalamnya.” 11.
Surga
Firdaus adalah balasan terbaik yang diberikan Allah kepada orang-orang beriman,
golongan mukmin. Bahkan, mereka akan kekal di dalamnya. Surga Firdaus adalah
puncak keberuntungan yang Allah berikan untuk golongan mukmin, dan tidak ada
target lain yang mungkin – dan bisa – dituju lagi oleh mata dan khayalan
orang-orang beriman.
Sabtu, 10 Januari 2015
Mbah Salinem
Kejadian ini terjadi sekitar satu setengah bulan yang lalu sewaktu lembur
mengerjakan tugas tugas kuliah yang begitu tak masuk akal. Waktu itu kira kira
pada hari antara rabu malam-kamis pagi saat mengerjakan Tugas Abadi Teknik
Instalasi, aku mendengar suara yang asing. Suara tersebut terdengar gendang
telingaku mulai jam 12 saat hari berganti. Aku yang sedang asik bermain dengan
autocad malam itu mengacuhkan suara asing itu, namun seiring malam tergerus pagi
bunyi suara itu membuatku yakin bahwa suara itu berasal dari seseorang yang
sudah sepuh.
Kencangnya rintihan suara
tersebut membuatku ingin tahu. Sejenak aku melihat keluar jendela, ternyata
transmitter suara tersebut ialah simbah – simbah yang biasanya mengendap di
selasar warung sebelah kos, biasanya simbah itu minta minum teh pada ibukos.
Berdasarkan tebakanku beliau kira kira sudah berumur 70++ dan tidak punya tempat tinggal, karena ketika
kita berpapasan, beliau selalu memakai baju yang sama dengan membawa tongkat
kayu yang tingginya separuh tinggi badan beliau. Malam ini beliau berteriak
minta tolong, suaranya sangat pelan. Aku acuhkan suara itu mulanya, suara itu
semakin mengecil volumenya namun masih tetap terdengar jelas di telingaku.
Aku tak tega lama lama
membiarkan wanita paruh baya tersebut duduk sendirian di depan burjo pertigaan
yang gelap. Beliau buta, seluruh rambutnya berwarna putih bahkan rambut alis
matanya juga berwarna putih. Beliau tetap belum menyerah meminta tolong kepada
siapapun yang lewat meskipun jam telah menunjukkan pukul 01.30 pagi. Aku ingin
menolong beliau, tapi aku ragu nanti gimana kalau simbah tersebut memang benar
benar tak punya rumah dan meminta dicarikan tempat bermalam, malah jadi pusing
sebelum sempat menolongnya, tak mungkin juga beliau bermalam di kamar kosku.
Namun sebelum simbah tersebut tambah kedinginan, tanpa pikir panjang kau
beranikan diri untuk menemui beliau.
Aku mendatangi beliau, dan aku
bertanya :
“mbah arep teng
pundi” tanyaku dengan kosakata bahasa jawa kramaku yang amburadul
“kula badhe
wangsul ing ngomah mas” jawabnya
Ternyata dugaanku salah, simbah tersebut punya tempat tinggal. Lalu
kenapa beliau bisa ‘terdampar’ di depan burjo di tengah malam sendirian ini?
Aku langsung Tanya pada beliau. Beliau tidak terlalu paham dengan pertanyaanku
yang memakai bahasa Indonesia.
“lho njengan kok
isa teng mriki wengi – wengi mbah”
“kulo badhe teng
kamar mandi, ngikuti padhang padhang (lampu) ning malah nyasar nganti mriki
mas”
Aku salut terhadap simbah
tersebut karena beliau selalu menjawab pertanyaanku yang notabene menggunakan
bahasa campuran dan beliau selalu menjawabnya dengan bahasa jawa krama, bukan
seperti yang aku tulis disini.
“Asmane mbah
sinten mbah?”
“kulo Salinem”
“oh yuswa ne
mbah niku berapa nggih?”
Saat aku Tanya berapa umurnya beliau tidak tahu pasti berapa umurnya dan
kapan ia lahir, namun beliau bercerita kepadaku saat perjalanan menuju ke
rumahnya. Beliau bercerita dari waktu kecil beliau dibesarkan di daerah pogung
ini, dahulu belum ada gang pogung kidul semua masih rata daratan rumput dan hanya
beberapa rumah rumah warga. Selain itu wajah wajah pionir belanda juga masih
menghiasi daerah ini, beliau juga menceritakan bahwa bangunan yang sekarang
bernama RS Sardjito dulunya merupakan markas tentara belanda. Beliau menikah
sebelum Indonesia merdeka, jadi bisa ditaksir umur beliau hampir satu abad.
Aku tak tahu rumah beliau yang mana, sewaktu aku tanya yang mana rumah
beliau pun beliau juga menjawab dengan ambigu. “gang e memet terus belok
sithik” katanya, memet siapa yang dimaksud? Tak lama kemudian datang seseorang
dari arah pos kamling yang menunjukkan arahnya, namun tak ikut bersama kami.
Di sisa perjalanan menuju ke rumah simbah aku bertanya lagi “mbah mboten
kagungan anak?” beliau membalas bahwa beliau memiliki dua anak, namun sudah
meninggal lama sejak tahun 80an. Suami beliau juga sudah meninggal pada dekade
yang sama. Beliau sudah hidup sebatangkara kurang lebih hampir tiga dekade.
Memprihatinkan sekali kehidupan senja nenek tersebut, beliau hanya mengandalkan
belas kasihan dari tetangga sekitar. Kata beliau biasanya ada orang yang
memberinya sarapan nasi kuning ataupun bubur hangat, namun tak selalu orang itu
hadir biasanya seminggu dua atau tiga kali karena orang tersebut juga sibuk
bekerja. Selain dari tetangga sekitar, beliau mendapat suplai uang dari
pemerintah, aku lupa pastinya dari Kelurahan atau yang lain namun nominalnya
sekitar 600 ribu rupiah per bulan.
Akhirnya sekitar pukul setengah tiga pagi sampai juga dirumahnya, aku
buka pintu rumahnya. Sangat senang sekali dapat mengantar nenek ini pulang. Tak
lama lama aku disana karena esok pagi aku ada jadwal kuliah, aku langsung
berpamitan sesaat setelah beliau masuk rumah.
Banyak manfaat yang kudapat dari hal hal yang tak terduga ini. Tak disangka malam ini bisa melakukan hal yang belum pernah aku lakukan dibanding melakukan rutinitas membosankan pada malam malam sebelumnya. Meski tergolong hal kecil namun aku senang sekali mendapat pengalaman berharga, bahwa kita tidak boleh melewatkan ‘event’ kebaikan apapun bentuknya. Kita sebagai makhluk sosial pasti mengerti bahwa menolong sesama ialah kewajiban kita, khususnya kita anak anak muda. Semoga kedepan aku berharap dapat memberi manfaat kepada orang lain, mulai dari hal kecil nan sepele. Dan yang terakhir semoga saya juga dapat mengantarkan calon istri ke rumahnya ~
Sabtu, 25 Oktober 2014
Satu tahun diriku
Tak terasa waktu berjalan begitu cepat bagiku, rasanya aku baru saja
lulus SMA beberapa bulan yang lalu. Tak terasa aku sudah memiliki adik angkatan
baru, namun rasanya baru saja aku selesai mengikuti ospek. Tak terasa aku sudah
mendapatkan indeks prestasiku yang kedua, rasanya kemarin aku masih berlatih
menyesuaikan diri dengan kehidupan kuliah. Dan tak terasa sudah satu tahun aku
meninggalkan rumah, meninggalkan Kota Semarang tercinta dan tentunya kedua
orangtua tersayang, namun rasanya baru kemarin aku diantarkan ke Kota
perantauanku ini.
Waktu berjalan begitu cepat, sekarang aku sedang memasuki tahun keduaku
hidup di Yogyakarta. Tak terasa memang, dulu aku tak begitu betah dengan
suasana kosan yang menurutku membosankan, sulit untuk mendapatkan sinyal dan
sulit sekali untuk berhubungan lewat jejaring sosial. Setahun yang lalu aku
mulai kehidupan baruku, ditempat yang benar benar baru, berkenalan dengan teman
teman baru dari berbagai daerah. Mengherankan menurutku saat melihat teman –
teman lainnya, aku sedikit banyak selalu
memperhatikan detil detil kecil orang berpakaian, mulai dari sepatu celana baju
hingga gaya rambut mereka. Saat aku SMA rata rata gaya pakaian teman temanku
sedikit banyak sama, yang cowok memakai baju agak jangkis dan juga celana gaul
pensil, sedangkan yang cewek lebih parah lagi. Sering aku amati terutama cewek
cewek yang tak berkerudung menggunakan baju yang sangat ketat bahkan ada yang
bajunya kelihatan tipis sekali hampir transparan. Berbeda dengan teman teman
sejurusanku, yang cowok memakai celana bahan yang klowor dan yang cewek
tentunya gak kayak cewek SMA dulu lah. Mayoritas mereka menurutku ialah orang
orang yang lugu. Meskipun beberapa ada yang terlihat nyleneh tapi pemikiran
mereka benar benar berbeda dari penampilannya. Memang benar, waktu itu aku
menyadari bahwa aku berada di universitas terbaik, mayoritas temanku ialah
terbaik dari daerahnya masing masing.
Aku ingat sekali setahun yang
lalu aku masih terbawa atmosfer SMA dan euforia anak sekolah. Teringat awal
awal memasuki masa kuliah, kebiasaan masa SMA masih melekat, hingga berimbas
pada nilai UTS semester 1 ku yang benar benar hancur hahaha…. Nah baru setelah
UTS ini kehidupan baruku sebagai mahasiswa benar benar dimulai. Aku mulai bisa
mengatur waktu belajar, berorganisasi, dan juga bermain. Aku sedikit sedikit
mulai bisa mengimbangi teman teman sejurusanku, yang notabene mereka semua
memiliki latar belakang yang luar biasa dalam bidang fisika, robotic maupun
programming dan pastinya kemampuan berfikir otak mereka seperti makhluk dari
planet lain. Ada yang saat kuliah kerjaanya ketawa dan keliatannya ga terlalu
serius eh tapi waktu nilai keluar tau tau dia dapet A. Ada yang ikut banyak
banget organisasi, aktif dan eksis dimana mana dan nilainya juga bagus. Emang
di UGM ini gak ada orang yang boleh diremehin, gak bisa di judge lewat
kebiasaan maupun penampilannya saja, semuanya memiliki kehebatan yang tak
terduga, memang benar kompetitif banget teknik elektro UGM ini.
Tak terasa memang aku sudah
menjalani setahun kehidupan yang mengasyikan bersama teman teman kuliah. Jujur
semenjak kuliah banyak yang berubah dalam diriku. Kesamaan visi dan cita cita
serta lingkungan yang produktif membuatku berubah ke jalan yang lebih baik. Aku
mulai menjadi pribadi yang mudah bergaul. Dulu waktu sekolah soalnya aku agak
pemalu, meskipun sekarang masih sisa sisa pemalu masih ada. Aku mulai berani
dalam berpendapat, meskipun masih tertatih dalam mengutarakan dan lola dalam
berfikir. Satu hal penting yang lingkungan ajarkan kepadaku ialah perbedaan.
Berbeda waktu saat masih SMA dimana teman temanku memiliki dukungan dana dari
orangtua mereka yang relatif mampu. Setidaknya banyak teman temanku saat ini
yang lebih beruntung dari aku, namun jauh lebih banyak yang kurang beruntung daripadaku.
Aku merasa beruntung sekali masih memiliki kedua orangtua yang sehat, kehidupan
yang lebih dari cukup, fasilitas pendukung yang komplit. Berbeda dengan
beberapa temanku yang berjuang menyeimbangkan neraca pengeluaran dan pemasukan.
Terkadang hal tersebut selalu membuatku sadar bahwa masih ada orang yang
membutuhkan bantuan kita, mereka juga sama sepertiku, masih menempuh kuliah dan
seumuran. Satu hal yang sangat aku kagumi dari mereka ialah semangat yang tak
pernah habis, tak pernah menyerah dengan kehidupan. Aku banyak belajar dari
mereka tentang bagaimana memiliki mental baja, bagaimana memanfaatkan uang
dengan bijak (hal paling sulit aku lakukan semenjak SMA).
Waktu benar benar berjalan
cepat, meninggalkan siapa saja yang tak dapat berlari, membunuh siapa saja yang
putus asa. Banyak pengalaman yang aku dapatkan selama setahun kebelakang, yang
membuat diriku menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Banyak orang
yang dapat dijadikan inspirasi, tidak selalu orang yang baru mendapatkan medali
saja yang dapat dijadikan inspirasi, tetapi orang orang sederhana yang
melakukan hal hal luar biasa jauh dari kesederhanaannya. Orang orang seperti
itu dapat dijadikan inspirasi kita agar selalu ingat bahwa kita bukanlah apa
apa, kita tak boleh menyerah pada keadaan, kita harus terus berjuang dalam
keadaan apapun yang kita hadapi. Di tahun keduaku ini aku harap aku akan lebih
maksimal dalam berkonstribusi bagi orang lain, melupakan kegagalan, berifikir
positif dan tentunya menuliskan banyak hal hal baru pada teman teman pembaca :D
Beberapa hari lagi aku akan meempuh UTS ketigaku a.k.a UTS di tahun
keduaku. Dengan pengalaman yang aku dapat setahun lalu, aku tak ingin
mengulangi kegagalanku seperti waktu UTS pertama. Doakan yaa..
Langganan:
Postingan (Atom)